PENGARUH PERILAKU (KEBIASAAN BUANG AIR BESAR) DAN SANITASI LINGKUNGAN TERHADAP INFEKSI KECACINGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH DASAR
Abstract
Latar Belakang: Sebagai negara beriklim tropis, Indonesia memiliki iklim dan kelembaban yang mendukung parasit cacing untuk tetap melangsungkan hidupnya. Kecacingan merupakan suatu masalah kesehatan yang masih dijumpai pada masyarakat khususnya yang tinggal di negara tropis seperti Indonesia. Infeksi kecacingan lebih sering di jumpai pada anak, baik itu pra sekolah ataupun sekolah dasar. Tujuan: Untuk menganalisis pengarh perilaku dan sanitasi lingkungan terhadap infeksi kecacingan pada anak Sekolah Dasar. Metode: Penelitian ini menggunakan rancangan studi cross-sectional yang dilakukan di Kabupaten Seluma yang dilaksanakan pada April 2020. Sampel berjumlah 140 anak yang merupakan anak Sekolah Dasar usia 9-12 tahun dan berasal dari 5 kecamatan. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara simple random sampling. Data dikumpulkan dengan cara wawancara dan observasi. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan feses untuk mengetahui infeksi kecacingan. Hasil: Hasil pemeriksaan feses didapatkan bahwa 37,9% anak mengalami infeksi kecacingan, 45,0% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai kebiasaan defikasi kurang baik, 45,7% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai sumber air kurang baik serta 25,0% anak yang terinfeksi kecacingan mempunyai tempat BAB kurang baik. Hasil uji chi square antara infeksi kecacingan dengan kebiasaan defikasi didapatkan nilai p= 0,201 dan PR = 1,66 ; infeksi kecacingan dengan sumber air didapatkan nilai p= 0,028 dan PR 2,3 ; infeksi kecacingan dengan kebersihan kuku didapatkan nilai p=0,268 dan PR=0,57. Saran: Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Seluma dan jajarannya diharapkan terus menggalakkan lagi edukasi tentang pencegahan dan bahaya penyakit kecacingan serta melakukan pemberian obat cacing lebih rutin (6 bulan 1x) dan melakukan skrining infeksi STH untuk sebagai upaya preventif.
Kata Kunci : Perilaku, Sanitasi Lingkungan, Kecacingan, Anak Sekolah Dasar
Full Text:
PDFReferences
Alemu, A. (2011). Soil Transmitted Helminths and Schistosoma Mansoni Infections among School Children in Zarima Town, Northwest Ethiopi. BMC Infectious Disease, 11, 189. (https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3142518/)
Augusto, G., Nala, R., Casmo, V., Sabonete, A., Mapaco, L., dan Monteiro, J. (2009). Geographic Distribution and Prevalence of Schistosomiasis and SoilTransmitted Helminths among School Children in Mozambique. American Journal of Tropical Medicine and Hygiene, 81, n, hlm. 799803.
Chadijah. (2014). Hubungan Pengetahuan, Perilaku, dan Sanitasi Lingkungan dengan Angka Kecacingan pada Anak Sekolah Dasar di Kota Palu, 24(1), 50–56.
De Silva NR, Brooker S, Hotez P, Montresor A, E. D. and S. L. (n.d.). Soil-Transmitted Helminth Infections : Updating The Global Pisture, Trends in Parasitology, Vol.19(547551), No.12.
Departemen Kesehatan RI; (2007). Pedoman Pengendalian Kecacingan. Jakarta: Direktorat Jenderal PP & PL.
Helmi. (2000). Penyakit Cacing di Unit Transmigrasi Provinsi Bengkulu pada Anak Sekolah Dasar. (http;digilib.unmer.ac.id/go.php)
Junaidi. (2014). Hubungan Personal Hygiene terhadap Kejadian Kecacingan pada Murid SD di Wilayah Kerja Puskesmas Tapalang Kabupaten Mamuju. Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis, 15(1):, 108–114.
Kusmi, H., Irawati, N., & Kadri, H. (n.d.). Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah dengan Kejadian Askariasis dan Trikuriasis pada Siswa SD N 29 Purus Padang, 4(3), 718–723.
Marlina. (2012). Hubungan Pendidikan Formal, Pengetahuan Ibu dan Sosial Ekonomi Terhadap Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Anak Sekolah Dasar di Kecamatan Seluma Timur Kabupaten Seluma Bengkulu. Ekologi Kesehatan, 11(1), 33–39.
Sali, L., Abdullah, Z., dan Suriah. (2013). Faktor Risiko Infestasi Soil Transmitted Helmiths pada Anak Usia Sekolah, Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas Hasanuddin.
Sandy, S., Sumarni, S., & Soeyoko. (2015). Analisis Model Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Infeksi Kecacingan Yang Ditularkan Melalui Tanah Pada Siswa Sekolah Dasar Di Distrik Arso Kabupaten Keerom, Papua. Media Litbangkes, 25, 1–14.
Sari, O. P., Rosanti, T. I., & Susiawan, L. D. (2019). Correlation Between Personal Hygiene Behavior And Helminthiasis Of Susukan ’S Elementary School Students, Sumbang, Banyumas, 12(1), 120–129. (https://doi.org/10.20884/1.mandala.2019.12.1.1454)
Shang Y, Tang LH, Zhou SS, Chen YD, Yang YC, L. S. (2010). Stunting and Soiltransmitted-Helminth Infections among School-Age Pupils in Rural Areas of southern China, Parasit Vectors., ; 3: 97., doi: 10.1186/1756-33053-97.
Slamet JS. (2003). Epidemiologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sofiana, L. (2010). Hubungan Perilaku dengan Infeksi Soil Transmitted Helminths pada Anak Sekolah Dasar Mi Asas Islam. Kesmas UAD.
Suriptiastuti. (n.d.). Infeksi Soil-Transmitted Helminth: Ascariasis, Trichiuriasis dan Cacing Tambang. Bagian Parasitologi FK Universitas Trisakti, Universa Medicina, Vol.25, No.2, ; 84-93.
Sutrisno, T. (2004). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: PT Rineka Cipta. (http://katalog.pustaka.unand.ac.id/index.php?p=show_detail&id=50206&keywords=)
Umi, M. (2017). Hubungan Sanitasi Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Infeksi Kecacingan Pada Anak Sekolah Dasar. 10(1), 32–39.
WHO. (2016). Soil-Transmitted Helminth Infections (online). (http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs366/en/) diakses tanggal 25 April 2016
DOI: https://doi.org/10.36729/jam.v6i1.579
Refbacks
- There are currently no refbacks.