GAMBARAN KEBERADAAN JAMUR Aspergillus Sp PADA JAMU SERBUK
Abstract
Latar Belakang: Jamu adalah warisan leluhur bangsa yang telah dimanfaatkan secara turun temurun untuk pengobatan tradisional. Adapun ciri-ciri fungi yang telah terkontaminasi fungi yaitu kemasan jamu tersebut tampak lusuh, ada lubang pada kemasan, serbuk jamu yang telah menggumpal, bau dan warna jamu bubuk yang telah berubah. Jamur merupakan mikrooganisme utama penyebab pembusukan pada jamu serbuk, salah satunya jamur Aspergillus sp. Aspergillus sp merupakan mikroorganisme eukariot yang yang saat ini diakui sebagai salah satu mahluk hidup yang memiliki daerah penyebaran paling luas. Kemungkinan besar banyak jenis Aspergillus sp juga dapat hidup pada jamu serbuk. Tujuan: untuk mengetahui gambaran keberadaan Jamur Aspergillus sp pada jamu serbuk. Metode: Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik, populasi adalah seluruh pedagang yang menjual jamu serbuk di Wilayah KM 5 Kota Palembang Tahun 2022 dan di dapat sampel sebanyak 25 jamu. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah total sampling. Metode pemeriksaan dengan cara isolasi Jamur Aspergillus sp dengan media Potato Dextrase Agar. Hasil: Dari 25 jamu serbuk yang terdapat 3 sampel (12%) jamu serbuk ditemukan jamur Aspergillus sp. Dan 22 sampel (82%) tidak ditemukan jamur Aspergillus sp. Saran: Dari penelitian ini diharapkan masyarakat untuk lebih selektif dalam membeli produk jamu serbuk, dan harus lebih memperhatikan cara penyimpanan jamu serbuk agar tidak mudah terkontaminasi.
Kata kunci : Aspergillus sp, Jamu Serbuk, Isolasi Jamur
Full Text:
PDFReferences
Andriati, A., & Wahjudi, R. T. (2016). Tingkat penerimaan penggunaan jamu sebagai alternatif penggunaan obat modern pada masyarakat ekonomi rendah-menengah dan atas. Masyarakat, Kebudayaan dan Politik, 29(3), 133-145.
Aslizar, 2016. Hafal Materi dan Rumus, Jakarta : Grasindo
Babay, Leddy. 2013. Pengaruh suhu dan lama penyimpanan terhadap kapang dan khamir pada kacang kulit.
Budi Utama, Prastya. 2010. “Pengemasan Jamu di PT. Jamu Air Mancur Unit Palur”. Karanganyar: Universitas Sebelas Maret.
BPOM RI. 2005. “Pedoman Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik” Jakarta.Link:http://www2.pom.go.id/public/hukum_perundangan/pdf/LA MP_CP OTB.pdf . Diakses 10 april 2016.
BPOM RI. 2015. “Report to the Nation: Laporan Kinerja Pengawasan Obat dan Makanan sampai dengan Triwulan I Tahun 2015”. Jakarta. http://www.pom.go.id/ppid/2015/rtn2015tw1.pdf. Diakses 10 april 2016.
Dion, Romario, and Susiana Purwantisari. "Analisis Cemaran Kapang dan Khamir pada Jamu Serbuk Instan Jahe Merah dan Temulawak." Berkala Bioteknologi 3.2 (2020).
Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta : Djambatan Gutarowska, Beata, and Małgorzata Piotrowska. "Methods of mycological
analysis in buildings." Building and Environment 42.4 (2007): 1843-
Hermanto, Stefanus Klinsi. "Tanggung Jawab Pelaku Usaha Terhadap Makanan Tanpa Tanggal Kadaluarsa." Jurnal Surya Kencana Satu: Dinamika Masalah Hukum dan Keadilan 10.2 (2020): 165-177.
Ismono, I., Suyatno, S., & Hidajati, N. (2018). Pelatihan pembuatan serbuk minuman herbal instan untuk Warga desa jajar, kecamatan talun,
DinKes.2016.“MemilihJamuyangBaikdanBenar”.Lamongan.Link: http://lamongankab.go.id/instansi/dinkes/memilih-jamu-yang-baik- dan- benar/. Diakses 24 Mei 2016.
DOI: https://doi.org/10.36729/bi.v14i2.951
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.